TATA RIAS TARI TOPENG



Tari topeng merupakan kesenian tradisional Indonesia. Khususnya daerah jawa barat, yang hingga kini masih dilestarikan keberadaanya. Tari topeng merupakan kesenian tradisional yang sangat dibanggakan, khususnya oleh masyarakat Cirebon. Kesenian ini juga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia


Kesenian tradisional Indonesia, khususnya tari topeng Cirebon, yang kurang diperhatikan oleh masyarakatnya sendiri seiring arus globalisasiyang kian kuat pengaruhnya, ternyata banyak digemari oleh trius mancanegara dan dianggap memiliki keunikan tersendiri. Tidak sedikit masyarakat luar negeri yang mempelajari kesenian Topeng Cirebon, dan berkunjung langsung ke Cirebon untuk mendalami lebih jauh kesenian ini.

Tata rias dalam tari juga berfungsi sebagai menyempurnakan wajah. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang dibawakan. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, dan bentuk wajah.

Keunikan kesenian topeng Cirebon akan semakin terkikis jika volume pementasan yang dilakukan terbilang sedikit. Oleh karena itu, kekhawatiran akan punahnya kesenian ini sah-sah saja. Kesenian topeng Cirebon ini dapat menjadi ajang untuk promosi kota Cirebon, dan umumnya bagi bangsa Indonesia. Orang mengenal kata ”topeng”, maka yang diingat adalah kota Cirebon sebagai salah satu pewaris kesenian ini. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika masyarakat Cirebon sangat membanggakan kesenian yang satu ini, karena dianggap sebagai salah satu karya dan identitas diri yang dikenal oleh banyak kalangan.

Tata rias tari topeng Cirebon, yaitu Pamindo dan Rumyang. Disesuaikan dengan tata arias yang ada pake kedok masing-masing. Demikian pula busananya, keduanya mempunyai perasaan, yakni:

1. Bagian kepala memakai sobrah, dengan bentuk suru secandik, gendang searip, dan merang segendeng.

2. Bagian badan memakai baju kutung, celana sontog, tutup rasa, krodong, dasi, kain, badong, keris, gelang tangan, dan sampur.

3. Bagian kaki memakai gelang.

Para penari topeng menutupi wajahnya dengan topeng ketika menari. Tarian ini biasanya dimainkan oleh satu atau beberapa orang penari cantik, seorang sinden, dan sepuluh orang laki laki yang memainkan alat music pengiring, diantaranya reba, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, gong, dan bendhe. 

Gerakan Tari Topeng yang dimainkan oleh para penari dalam setiap pertunjukkan berbeda-beda, tergantung pada tema tiap tarian. Berbagai macam busana yang dipakai toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng yang berwarna kuning, hijau, dan merah. Semakin menambah indah tarian yang dibawakan.

Kedok atau topeng terbuat dari kayu dan memakainya dengan menggigit bantalan karet pada bagian dalamnya. Sobra sebagai penutup kepala yang dilengkapi dengan jamangan dan dua buah sumping. Baju yang berlengan, dasi yang dilengkapi piniti ukon, mongkron yang terbuat dari batik lokoan, ikat pinggang, celana sebatas bawah lutu, sampur, gelang tangan, kering, kaos kaki putih sampe lutut. 

Topeng yang dipakai pada tari topeng berfungsi sebagai: untuk memperindah tarian, sebagai pendukung dalam tarian, agar dapat memaknai sebuah tarian, sebagai pengiring tari, untuk tata rias wajah. 

Berdasarkan fungsinya, tata rias tari topeng dapat dibedakan menjadi rias natural dan teatrikal. Tata rias natural digunakan untuk “mempercantik” wajah penari. Sedangkan, tata rias teatrikal digunakan untuk membentuk karakter yang digambarkan dalam sebuah tarian atau dramatari. Tata rias seperti yang dijelaskan diatas menggunakan bahan-bahan kosmetik dan beberapa alat untuk mengaplikasikannya dimuka penari.

Kosmetik untuk merias muka penari terdiri dari berbagai bahan. Diantara bahan-bahan yang umum digunakan dalam tata rias tari topeng adalah bedak dasar (foundation), bedak tabor (powder), dan bedak padat (compact powder), pemerah bibir (lipstick), pemerah pipi (rouse), pensil alis (eyebrow pencil), pewarna kelopak mata (eye shadow), pensil mata (soft eyebrow pencil), dan cilak (eyeliner). Alat-alat yang digunakan untuk merias antara lain kuas rias, srpn dan kapas. Kosmetik digunakan untuk tata rias natural maupun teatrikal.

Tata rias natural pada dasarnya digunakan bukan untuk menyembunyikan wajah asli sang penari, lebih kepada pemberian aksen pada bagian tertentu seperti alis, mata, bibir dan lainnya. Sedangkan tata rias teatrikal digunakan untuk membentuk wajah sesuai karakter dengan melibatkan goresan-goresan pada wajah penari seperti merubah bentuk alis, hidung, bibir dan sebagainya, menyebabkan wajah asli sang penari tidak mudah dikenal.

Topeng atau tapel yang digunakan pada muka penari sebagai pengganti tata rias wajah adalah suatu elemen terpenting dari seni pertunjukkan. Dalam tari topeng, topengnya pada umunya terbuat dari kayu dengan wujud yang disesuaikan dengan karakter yang diinginkan. Sejak beberapa decade belakangan ini, beberapa seniman mulai menciptakan topeng-topeng untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu, menggunakan bahan fiber glass, karet busa, atau bahan sejenis lainnya. Berdasarkann bentuk dan ukurannya, I Ketut Kodi menerangkan ada tiga klasifikasi terdiri dari tapel kuwuhan, tapel sibakan, dan tapel kepehan. 

Topeng Kuwuhan (bungkulan) adalah topeng-topeng yang menutup keseluruhan bagian muka penari dari dahi hingga ke dagu. Contoh seperti topeng wayang wong, topeng pengelembar (topeng keras dan topeng tua), topeng dalem arsawijaya, topeng sindhakarya dan lainnya. 

Topeng Sibakan adalah topeng-topeng yang menutup sebagian muka penari. Contoh seperti topeng penasar dalam dramatari topeng (baik ayng kelihatan maupun cenikan) yang menutup bagian muka dari dahi hingga mulut sebagian.
Topeng Kepehen adalah topeng-topeng yang berbentuk potongan dari bagian-bagian tertentu dari muka pemakainya seperti dahi saja, hidung dan pipi. Topeng kepehen banyak digunakan.

Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri memberikan khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukkan diperlukan untuk menggambarkan/menentukan watak diatas pentas. Tata rias adalah seni mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain diatas panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar. Sebagai penggambaran watak diatas pentas selain acting yang dilakukan oleh pemain diperlukan adanya tata rias sebagai usaha menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.

Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias yaitu:

Rias Aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.

Rias Jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan  pemain berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.

Rias Bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan akesen dan dan riasan pada pemain yang memerankan peran bangsa belanda.

Rias Usia, merupakan riasan yang mengubah seseorang muda menjadi orang tua usia tujuh puluhan.

Rias Tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan.

Rias Watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain.

Rias Temporal, riasan yang berdasaarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya.

Rias Lokal, merupakan rias yang dibutuhkan untuk memperjelas keberadaan tempat pemain.

Tata rias dalam tari juga berfungsi sebagai menyempurnakan wajah. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang dibawakan. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, dan bentuk wajah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar