1.
Cendramata TopengCirebon Tiruan Pasti banyak dari wisatawan ingin membawa pulang Topeng Cirebon
yang dilihatnya pada saat upacara ngujung atau saat pementasan Tari Topeng
Cirebon yang tentunya hal ini mustahil untuk para wisatawan bawa pulang. Maka
dangan adanya masalah ini perlunya dibuat tiruan dari Topeng Cirebon yang dapat
dibawa pulang sebagai cindramata oleh para wisatawan. Tiruan Topeng Cirebon ini
dapat berupa topeng yang benar-benar mirip dengan aslinya dibuat
2.
Mudah Dibawa
Barang-barang cendramata yang kecil akan sangat diminati oleh wisatawan, karena
dalam waktu singkat mereka bisa membelinya dalam jumlah dan macam yang mereka
kehendaki, baik untuk diri sendiri maupun dibagikan pada keluarga atau
temanteman dirumah Dalam hal ini Topeng Cirebon pada sekala aslinya bukan
termasuk cendramata yang mudah dibawa. Selain itu untuk harga sebuah topeng
ukuran asli juga tidak memadai apabila seorang wisatawan mau berbagi buah
tangan pada kerabatnya. Melihat permasalahan itu maka warga dan para pengrajin
asal Cirebon membuat Topeng Cirebon
3.
Penuh Variasi Topeng
Cirebon bersekala kecil tidak dapat dikenakan selayaknya topeng yang dapat
dikenakan di muka, namun Topeng Cirebon bersekala kecil dapat menjadi
benda-benda penghias cantik seperti gantungan penghias dinding, penghias meja
bahkan menjadi gantungan kunci. Hal ini memungkinkan para wisatawan untuk dapat
memberikan cendramata khas Cirebon.
4.
Dihilangkan
Kesakralannya Sebagian karya seni asli Idonesia memeiliki sifat yang sakralkan.
Benda ini biasanya digunakan dalam berbagai ritual, upacara, atau hal-hal lain
yang berbau mistis. Benda sakral ini juga perlu dirawat dengan cara khusus
seperti memandikan dengan kembang pada saat-saat tertentu, dibawa ke
tempattempat tertentu, sampai dibacakan doa-doa bahkan mantra. Tidak jarang
juga sang pembuat yang terlebih dahulu harus mengamalkan, betapa, atau berpuasa
sebelum membuat benda sakral tersebut, begitu juga dengan pemilik benda sakral
tersebut yang harus mengamalkan selama memiliki benda tersebut. Beberapa
penduduk Indonesia juga mempercayai bahwa setiap benda sakral memiliki jiwa,
atau roh yang bersemayam dalam benda tersebut, sehingga tidak dapat sembarangan
dalam merawat benda sakral tersebut. Benda sakral yang memiliki jiwa juga dapat
mengamuk apabila tidak dirawat dengan benar layaknya seperti manusia. Oleh
karena itu hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki benda sakral
tersebut. Sebagian Topeng Cirebon juga merupakan benda sakral, dimana biasanya
dikenakan oleh penari yang dapat mengendalika tubuh sang penari. Sama dengan
benda sakral lainnya, Topeng Cirebon yang memiliki kesakralan juga membutuhkan
penanganan khusus. Melihat masalah tersebu maka Topeng Cirebon yang akan
dijadikan cindramata haruslah dihilangkan kesakralannya terlebih dahulu. Karena
dengan salahnya penanganan Topeng Cirebon yang
5.
Murah Ciri cendramata
terakhir ini merupakan salah satu point yang sangat diminati oleh wisatawan.
Hal ini sangat mempengaruhi segi ekonomi dan dinamis. Dengan harga yang murah
maka wisatawan dapat membeli produk Topeng Cirebon tanpa banyak
mempertimbangkan kebutuhan ekonomi primernya. Tentu harga murah ini tidak
menggunakan bahanbahan dari Topeng Cirebon yang sebenarnya. Tahap-tahap diatas
merupakan perubahan fungsi Topeng Cirebon yang terjadi hingga kini mengikuti
perkembangan zaman. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang positif karna
dapat membantu melestarikan atau mempertahankan keeksisan Topeng Cirebon pada
era modern ini. Cendramata juga menjadi simbol bahwa kita pernah mengunjungi
suatu tempat. Cendramata sendiri merupakan simbol dimana setiap daerah memiliki
cindramata yang berbeda pula, secara tidak langsung cindramata dapat
mempromosikan tampat dimana hanya di daerah tertentu benda itu dapat ditemukan,
sama halnya dengan cendramata Topeng Cirebon yang hanya dapat ditemukan di kota
Cirebon. Cendramata dapat dikatakan sebagai kenangkenangan karena benda
tersebut dapat mengingatkan seseorang ke tempat yang dikunjunginya, dengan
demikian benda tersebut merupakan reprentasi dari budaya masyarakat yang
dikunjungi itu. Cendramata merupakan tanda dari sesuatu yang menarik yang mampu
mengingatkan kembali seseorang yang memilikinya ke suatu peristiwa [3]. Dengan
adanya perubahan fungsi pada Topeng Cirebon yang menjadi cendramata tidak
memiliki dampak negatif pada fungsi topeng sebelumnya, sebagian Topeng Cirebon
masih sangat disakralkan, dan digunakan sebagai aksesoris tari.
Karya
seni Indonesia sangat rentan dengan perkembangan zaman, hal ini disebabkan oleh
berbagai hal contohnya seperti tidak adanya penerus dari seniman atau pengrajin
sehingga menyebabkan punahnya karya seni. Selain itu juga berbagai kesenian
luar yang menjadi tren pada masanya sehingga dapat menenggelamkan karya seni
asli. Perlunya berfikir kreatif untuk dapat melestarikan karya seni asli
Indonesia, dengan adanya inovasi pada karya seni Indonesia untuk dapat bertahan
dalam perkembangan zaman. Hal ini juga dilakukan pada karya seni asal Indonesia
tepatnya di Cirebon yaitu Topeng Cirebon. Menurut informasi yang diperoleh
Topeng Cirebon merupakan salah satu seni budaya yang dipentaskan dengan tarian.
Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu tari atau cerita yang masih cukup
diminati di masa kini. Tari Topeng ini sesungguhnya secara filsafat
menggambarkan perwatakan kehidupan manusia diantaranya:
(1) Tari Panji: menggambarkan manusia yang
suci layaknya seorang prabu, pemimpin yang arif, adil dan bijaksana dan selalu
mengerjakan perbuatan yang baik;
(2)
Tari Samba: menggambarkan gemerlapnya keduniawian, harta benda, wanita,
bermewah-mewah, glamour. Oleh karena itu tarian ini kelihatan lincah dan kaya
akan gerak dan irama;
(3) Tari Tumenggung: adalah gambaran dari
sikap kehidupan prajurit dan kepahlawanan yang gagah berani. penuh dedikasi,
loyalitas dan tanggung jawab yang tinggi;
(4) Tari Kelana / Rahwana: menggambarkan
angkara murka, watak manusia yang serakah dan menghalalkan segala cara demi
mewujudkan ambisi pribadinya. Namun dia juga adalah pemimpin yang kaya raya,
memiliki keduniawian yang tangguh.
Topeng
Cirebon pada awalnya merupakan benda yang disakralkan untuk menangkal
kekuatan-kekuatan jahat yang masih digunakan pada berbagai upacara. Topeng ini
juga menjadi cikal bakal perkembangan Islam di daerah Cirebon. Salain sebagai
benda yang disakralkan topeng Cirebon juga menjadi alat pertunjukan seni.
Topeng ini awalnya dikenakan di muka sebagai aksesoris menari, namu pada masa
kini topeng cirebon bukanlah lagi benda yang disakralkan, dan juga tidak hanya
dapat dikenakan dimuka seperti topeng-topeng pada umumnya. Pada masa kini
Topeng Cirebon sudah beralih fungsi, tidak hanya sebagai perlengkapan upacara
yang sakral ataupun sebagai alat penunjang seni, Topeng Cirebon kini sudah
menjadi cinderamata khas Cirebon. Bentuk, ukuran dan rupa dari Topeng Cirebon
kini sudah beraneka ragam. Topeng Cirebon kini tidak hanya dapat dikenakan pada
muka seseorang, Topeng Cirebon dapat ditemui menjadi hiasan dinding, hiasan
meja, bahkan menjadi gantungan kunci yang ukurannya jauh lebih kecil dari
ukuran awalnya. Hal ini merupakan hasil inovasi dari penduduk asal Cirebon yang
menggunakan kreativitasnya untuk merubah topeng Cirebon sebagai cinderamata
yang dapat membuat mata pencarian
kepada warga cirebon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar