Tari Topeng Cirebon pada zaman dahulu biasanya di pentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, misalnya di halaman rumah, di balandongan, atau di bale. Untuk penerangnya menggunakan obor, namun dengan perkembangan zaman dan teknologi sudah modern Tari Topeng dipentaskan di dalam gedung dengan lamu listrik sebagai penerangannya.
Pagelaran Tarian dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pagelaran Komunal
Merupakan
acara pagelaran yang dilaksanakan untuk kepentingan bersama masyarakat,
sehingga hampir seluruh masyarakat setempat tersebut ikut berpartisipasi dalam
pagelaran ini, acara yang dipertunjukan pun sangat spektakuler dengan adanya
arak-arakan dalang, atraksi dan sebagainya serta digelar lebih dari satu malam,
contoh pada pagelaran komunal yaitu : hajatan desa, ngarot kasinoman (acara ke
pemudaan), ngunjungan (ziarah kubur).
2. Pagelaran Individual
Merupakan
acara pagelaran yang dilaksabakan untuk memeriahkan hajatan perorangan, contoh
pada pagelaran individual yaitu : pernikahan, khitanan, atau khaulan. Atau
bahkan sesorang yang melaksanakan nazar.
3. Pagelaran Babarangan
Merupan
acara pagelaran keliling kampung yang
inisiatifnya datang dari Dalang Topeng itu sendiri, babarangan biasanya
dilakukan oleh dalang Topeng ke wilayah-wilayah desa yang sudah panen, wilayah
desa yang ramai atau datang berkeliling di kota dikarekan desanya belum panen,
sedang mengalami kekeringan atau sedang
sepi penduduknya.
Tidak hanya
pagelarannya saja akan tetapi ada juga stuktur pagelaran dalam Tari Topeng
Cirebon bergantung pada kemampuan rombongan, fasilitas gpng yang tersedia,
jenis penyajian topeng dan lakon (cerita) yang akan dibawakannya. Secara umum,
stuktur pertunjukan Tari Topeng Cirebon dapat dibedakan kedalam 2 jenis yaitu :
1.
Topeng
Alit
(Topeng Kecil)
Memiliki
stuktur yang manimalis baik dari segi dalang, peralatan, kru dan sajiannya.
Jumlah rata-rata kru dalam stuktur pagelaran Topeng alit biasanya hanya terdiri
dari 5 samapi 7 orang yang semauanya
bersifat multi peran, dalam
artian tidak hanya seorang Dalang Topeng saja yang membawakan babak Topeng,
namun para wiyaganya juga ikut membantu dengan memberikan guyonan-guyonan
riang. Dialo dalam topeng alit dilakukan secara spontan berdasarkan situasi
yang ada.
2.
Topeng
Gede
(Topeng Besar)
Memiliki stuktur yang
lebih besar dan baku jika dibandingkan darui penyaji topeng alit. Hal tersebut
karena topeng gede merupakan bentuk penyempurnaan dari topeng alit, stuktur
topeng besar diantaranya : adanya musik pengiring yang lengkap, adanya 5 babak tarian
yang berurutan seperti panji, samba, rumyang, tumenggung, dan kalan. Adanya
lakonan (cerita) serta jantuk (nasihat) yang di berikan pada akhir pagelaran
topeng gede.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar