SEORANG
yang bergelut di bidang seni, selalu mampu menjadi magnet bagi orang lain.
Selain kemampuannya, seorang yang biasa disebut seniman ini seolah dapat
membius banyak orang melalui pemikiran, kreatifitas, hasil karya, suaranya atau
bahkan kehidupannya sekalipun. Seniman juga dapat merubah dunia, melalui semua
yang dimilikinya.
Memang,
pendapat tersebut tak akan pernah bisa kuat tanpa adanya faktor pendukung lain.
Tapi yakinlah bahwa mayoritas orang akan berpendapat sama. “Seniman bukan
pekerjaan, pun dengan sekedar profesi”. Lebih tepatnya adalah cara untuk
berekspresi, menuangkan buah pikiran yang menumpuk di otak. Menjadi seniman,
tak lantas berdasar untuk selalu mencari uang. Melainkan kepuasan. Ya, kepuasan
batin, yang tak ternilai oleh apapun. Uang, akan mengalir seiring dengan
kepuasan orang lain yang menikmati, menonton, mendengarkan, merasakan hingga
melakoninya.
Seniman
tak pernah mau jauh dari dunianya. Ia tak pernah gemar untuk berhenti berkarya.
Ia selalu ingin membuat orang lain merasa bahwa mereka semua berada di
lingkungan seni, juga merasakannya bersama. Seniman juga selalu berkata bahwa
dunia adalah seni. Seni yang akhirnya dapat membuat dunia menjadi indah, tak
jauh dari apa yang sedang ada didalam fikiran sang seniman.
Terkadang,
seorang seniman tak jauh berbeda dengan orang gila. Itu karena pemikirannya tak
selogis orang waras dibanyak masyarakat. Tapi berkat pemikirannya itu, seniman
dapat menciptakan hal-hal gila yang tak terfikirkan oleh banyak orang tersebut.
Juga terkadang, maaf, seperti “gelandangan” dan “pemulung”. Karena ia sering
terlihat tak “terurus”, dengan mempertahankan apa yang dikenakannya saat itu.
Terkadang ia tak makan, memikirkan karyanya yang hendak usai, sehingga tak
satupun yang boleh mengganjalnya. Terkadang ia juga “memunguti” barang atau
sesuatu yang tak lagi berguna bagi banyak orang, hanya untuk memberi tahu bahwa
tak ada yang tak bermanfaat dan bisa dimanfaatkan di dunia ini, melalui akal
yang dimiliki.
Ingat,
“seniman itu bukan pekerjaan”. Seniman ingin memberitahu bahwa ada dunia lain
yang berada di alam bawah sadar manusia, yang selama ini tak banyak diketahui
dan dipergunakan manusia. Tapi mayoritas di antara seniman mengetahui dan
memanfaatkannya.
“Seniman
juga bukan sekedar profesi”. Ia hanya ingin suaranya, karyanya, kreatifitasnya,
kemampuannya dan seluruh apa yang diinginkannya, bisa dihargai orang lain. Tak
lebih dari itu. Sisanya, mereka ingin dimengerti bahwa seniman juga seorang
manusia, yang juga butuh kehidupan.
Seniman
bukan “pengemis”, yang hanya berharap belas kasih orang lain. Memunguti rupiah
dengan menundukkan kepala tanpa rasa malu. Seniman juga tak berkenan mendapat
iba dari orang lain, karena yang dibutuhkan tak lebih dari sebuah menghargai
dan dimengerti.
Coba
menelaah, akan seperti apa hidup tanpa adanya seniman sebagai perantara Tuhan
untuk menciptakan instrumen musik? Juga tari-tarian, goresan lukisan, sepucuk
puisi indah dan lain sebagainya. Hanya saja, pernahkan masyarakat menelaahnya?
Pandangan masyarakat terhadap seniman, tak ubahnya seperti angin lalu. Mereka
sekedar menonton dan mendengar, setelah itu mereka pulang kerumah dan lambat
laun akan terlupa. Atau mereka hanya sebatas ingin ikut andil sementara sebagai
penikmat seni, setelahnya menghilang tiada kabar.
Tahukah
anda seperti apa hidup seorang seniman? Untuk satu karyanya, terkadang ia
membutuhkan banyak makanan, untuk mengganjal perut mereka selama berhari-hari.
Untuk satu kemampuannya, terkadang mereka juga membutuhkan waktu sama seperti
saat bayi hingga merujuk berdiri sendiri, berjalan dan berlari. Untuk satu
penampilannya, ia juga selalu butuh separuh dari kehidupannya dengan
mempertaruhkan fikiran dan daya tahan tubuhnya.
“Waktu”.
Ya, itulah hidup seorang seniman. Itu pula inti dari semua yang dibutuhkan
seorang seniman. Namun waktu pula yang tak pernah bisa dimiliki seniman. Waktu
selalu berlari meninggalkan seniman begitu cepatnya.
Ø SENIMAN
Seniman,, ya istilah itu sering kita dengar manakala
kita melihat sebuah karya seni dan di pikiran kita pasti tertuju pada siapa
yang membuatnya. Banyak sekali orang-orang seniman dalam pengakuan banyak
masyarakat, hal itu di karenakan dia mencipakan sebuah karya seni, bisa jadi
itu sebuah patung, lukisan atau benda-benda seni yang lainnya. Lalu apa
pengertian seniman itu ?
Pengertian seniman adalah suatu istilah subyektif yang
di tujukan kepada seseorang yang inovatif dan kreatif serta mahir dalam
menciptakan sebuah karya dalam bidang Seni. Pada umumnya orang awam melihat
seniman menciptakan karya-karya seni seperti sebuah Patung, Lukisan, Seni Tari,
Seni Peran, Seni Sastra, Seni Musik dan Seni Per-filman
Imajinasi dan bakat yang di asah terus menerus adalah
hal penting seorang seniman dalam menciptakan sebuah karya seni agar karya
tersebut terdapat nilai Keindahan atau Estetika. Sehingga orang lain dapat
menikmati baik secara Visual maupun secara Batiniyah dalam karya seniman
tersebut. Para Ahli sejarah seni serta Kritikus seni meng-artikan seorang
seniman sebagai seorang yang menghasilkan karya seni dalam batas-batas yang telah
diakui
Dalam dunia Entertainment atau dunia Hiburan istilah
Seniman dapat di artikan sebagai Artis. Karena perannya juga membutuhkan
inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam melakukan improvisasinya. Di
Indonesia istilah Artis sering di sebut untuk orang-orang yang sering tampil di
Televisi sebagai penghibur masyarakat.
Untuk itu beberapa Istilah seniman juga
bisa di artikan sebagai berikut;
·
Seseorang yang pandai membuat karya Seni
·
Seseorang yang pandai membuat karya Seni
sebagai sebuah pekerjaan
·
Seseorang yang terampil di beberapa
kegiatan seni
Jadi kesimpulannya seorang seniman dengan seorang
Artis adalah sama dalam hal pengertiannya, hanya saja yang membedakan adalah
karya seni yang di buatnya. Karya-karya seni tersebut bisa berupa sebuah
lukisan, fotografi, musik, perfilman atau yang lainnya
Pelaku atau pemeran Artis di sebut sebagai Aktor atau
Aktris, sedangkan dalam per-filman yang di kerjakan para Artis di sebut dengan
Akting. Peran akting sendiri adalah melakukan adegan-adegan yang di arahkan
oleh Sutradara dalam penerapan sebuah naskah atau storyboard yang telah di buat
sebelumnya. Seperti yang di lansir dari seorang Aktor senior pemeran Lucus Fox
dalam film Trology Batman yaitu Morgan Freeman, akting adalah sebuah
keterampilan atau sebuah bentuk penafsiran dari sebuah Naskah
Sebagai seorang seniman memang membutuhkan
Keterampilan yang tinggi, lalu apakah semua orang bisa menjadi seorang seniman
?
jika saya boleh berkata, jawabannya adalah
"Bisa", asalkan seseorang tersebut Intens dalam mengasah keterampilan
di bidang seni. Jadi menurut Penulis, Bakat itu bisa kita temukan dari diri
kita semenjak lahir ataupun melalui jalur akademis. Hal ini di kuatkan dengan
adanya sekolah-sekolah atau universitas yang mengajarkan bagaimana menjadi
seorang seniman. Sebagai contoh sekolah seni yang di samakan taraf
pendidikannya seperti sekolah pada umumnya adalah SMSR (Sekolah Menengah Seni
Rupa) yang di samakan dengan sekolah SMU. Untuk Universitas kita bisa belajar
tentang seni di Institut Seni Indonesia atau ISI
Semua orang bisa menjadi seorang seniman, karena pada
dasarnya kita hidup sehari-hari dalam dunia seni. Apalagi sekarang kita hidup
dalam era yang serba canggih, di mana sekarang adalah zaman gadget. Sebagai
contoh hampir semua orang memiliki benda yang bernama HP atau Handphone dengan
OS (Operasi System) Android, di mana benda tersebut terdapat kamera. Yang mana
banyak masyarakat mencoba melakukan kegiatan seni Fotografi dengan kamera di benda
tersebut
Dengan demikian kita sudah menjadi seorang seniman,
walaupun karya dari Fotografi yang kita buat tidak di akui banyak orang.
Sehingga masyarakat mencoba mempublikasikan sendiri karyanya melaui akun
jejaring sosial, sebagai contoh adalah Facebook dan Instagram. Akan tetapi
kualitas hasil karya seorang Profesional dengan seorang Amatiran juga berbeda.
Berikut adalah Contoh beberapa Seniman yang telah di
akui namanya dalam bidang seni :
·
Arsitek : Antoni Gaudi, Y.B. Mangunwijaya
·
Desainer Mode : Alexander Mc Queen
·
Desainer Game : Shigeru Miyamoto
·
Desainer Grafis : Saul Bass
·
Desainer Industri : Pininfarina
·
Hortikultur : Andre le Notre
·
Illusionis : Houdini, Deddy Corbuzier
·
Impressionis : Claude Monet, Pierre
Auguste Renoir
·
Kaligrafer : Hokusai
·
Koreografer : Martha Graham
·
Karikaturis : Hasan Aspahani
·
Mural : Diego Rivera
·
Musik : Niccolo Paganini
·
Novelis : Ayu Utami
·
Penari : Isadora Duncan
·
Perhiasan : Faberge'
·
Pelukis : Rembrandt, Affandi, I Gusti
Nengah Nurata
·
Pianis : Glenn Gould
·
Puisi dan Sastra : William Shakespeare,
W.S. Rendra
·
Pematung : Michelangelo Buonarotti,
Gregorius Sidharta, Edhi Sunarso
·
Sutradara Film : Sergei Eisenstein, Teguh
Karya
·
Seni Cetak : Albrecht Durer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar